Monday, March 25, 2013

Pesanan Sahabatku

- Akhi, ana ni ada masalah sikit. Iman tak kuat. Selalu naik turun

# Standard lah iman naik turun. Semua org menghadapi 'internal war' lawan syaitan dan hawa nafsu.
Antara perkara yangg banyak membantu kita menghadapi waktu siang adalah solat dan munajat kita pada waktu malam.

- Tapi kadang-kadang, kita dah tahan sabar ... kadang-kadang kalah juga dengan ujian...


#  Mcm enta muda lagi,kena mujahadah bagi biasa muda-muda ni untuk menghidupkan malam,nanti makin berusia,makin sibuk,makin penat,masa tu sbenarnya kita amat perlukan tahajjud,tapi kalau waktu muda tak terlatih,nanti kita tak larat atau susah nak biasakan.

Ust Zahazan pernah sebut,urusan dunia kita waktu siang penuh dgn godaan,maksiat dan tipu daya.
Nak dapat bantuan Allah hadapi cabaran waktu siang adalah dgn 'berdating' dgn Allah waktu malam.
Ana pun struggle nk enjoy solat malam,sebab syaitan ni kan bijak,kadang dia kacau mcm-macam kata nanti esok penat nak kerja lah,nanti tak cukup tidur lah. Tp kalau baca kisah Salaf, dieorang memang enjoy malam dengan ibadah,dan waktu siang mereka sangat gagah dan produktif.
Cuba baca surah muzammil dgn tafsirnya,itu adalah ubat Allah bagi pada nabi Muahmmad SAW dan ummatnya nk hidup sebagai 'rasulullah'. Kita rasul kepada rasulullah,nak tak nak kena guna ubat yang sama.
Solat malam,baca quran dengan tartil saat hening malam tu.
Ana ckp byk pun tak guna kalau tak amal,enta doakan ana juga kuat utk dpt amalkan apa yg kita sebut :)


Saturday, March 23, 2013

Jangan Marahhh ...

Daripada Ustaz Emran Ahmad:


Diam ketika marah adalah berpahala

Perkara sunnah bukan shj pd melakukan sesuatu tetapi juga dlm meninggalkan sesuatu keburukan. Nabi Salallahualaihiwassalam pernah bersabda: " لا تغضب " Janganlah kamu marah. [Al-Bukhari]

Kemarahan boleh memutuskan hubungan dan menghancurkan kebaikan. Jika rasa marah ketika berdiri, maka duduk. Jika masih marah maka berbaring. Mintalah perlindungan Allah dari Syaitan !

Wednesday, March 20, 2013

Jadilah Pendengar Yang Baik





Daripada Ustaz Firanda:

Kategori: Status Facebook
Diterbitkan pada 20 March 2013 Klik: 8

Banyak orang yang lebih suka jika dialah sang pembicara, sementara yang lain mendengarkan perkataannya…
Banyak diantara kita tatkala mendengarkan saudaranya berbicara maka segera dia potong…padahal saudaranya belum selesai berbicara…
Bahkan ia membantah pembicaraan saudaranya sebelum saudaranya selesai menyampaikan argumentasinya…
Diantara adab yang tinggi yang diajarkan oleh salaf adalah mendengarkan pembicaraan saudara dengan baik…

عن عطاء: إِنَّ الرَّجُلَ لَيُحَدِّثُنِي بِالْحَدِيْثِ، فَأُنْصِتُ لَهُ كَأَنِّي لَمْ أَسْمَعْهُ، وَقَدْ سَمِعْتُهُ قَبْلَ أَنْ يُوْلَدَ

'Atoo rahimahullah berkata, "Sesungguhnya seseorang menyampaikan kepada tentang suatu pembicaraan, maka akupun seksama mendengarkannya seakan-akan aku tidak pernah mendengarnya, padahal aku telah mengetahuinya sebelum ia dilahirkan" (Siyar A'laam An-Nubalaa 5/86)

Tidak semua orang bisa sabar mendengar pembicaraan orang lain, terutama pembicaraan yang muter-muter (mbuleti), terlebih lagi pembicaraan yang sudah ia ketahui dan telah ia dengarkan sebelumnya…
Belajar mendengarkan pembicaraan saudara dengan baik merupakan akhlak yang sangat mulia, karena
- Sikap ini menunjukan tawadhu' seseorang…
- Menunjukan penghargaannya terhadap saudaranya…
- Menjaga perasaan saudaranya…
- Menyenangkan hati saudaranya yang tentunya senang jika pembicaraannya didengarkan dengan seksama

link : http://www.firanda.com/index.php/artikel/status-facebook/406-belajar-menjadi-pendengar-yang-baik

Saturday, March 16, 2013

Di antara Talbis Iblis



Inilah yang al-Imam Ibn Jauzi (meninggal 597H) ulas mengenai tipu daya iblis terhadap golongan wu’adz dan qussas ataupun tukang cerita ini:

“…maka golongan awam dan wanita begitu suka kepada mereka. Lantas orang ramai tidak lagi sibuk dengan ilmu sebaliknya mereka berpaling kepada cerita-cerita dan perkara yang diminati oleh orang yang jahil. Maka timbullah berbagai bid`ah dalam bidang ini… di kalangan mereka ada yang memalsu hadis-hadis dalam al-targhib (menggalakkan ibadah) dan al-tarhib (menakutkan orang ramai terhadap maksiat). Iblis menipu mereka lalu mereka berkata: “tujuan kami ialah untuk menggalakkan orang ramai kepada kebaikan dan menghalang mereka daripada kejahatan. Ini adalah penambahan mereka terhadap syariat. Justeru dengan perbuatan ini, syariat pada sisi mereka adalah cacat dan berhajatkan kepada penyempurnaan. Mereka lupa sabda Nabi S.A.W: “Sesiapa yang berdusta ke atasku dengan sengaja, maka siaplah tempat duduknya dalam neraka” (Ibn Jauzi, Talbis Iblis, m.s. 143 , Beirut: Dar al-Kutub al-`Ilmiyyah).
artikel asal dan lengkap di http://drmaza.com/home/?p=2349